Sunday 22 August 2010

METODE PEMBELAJARAN

Tujuan
Tujuan dari desain pembelajaran yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat kesulitan pembelajaran (Morrison, Ross, dan Kemp, 2007).


METODE CERAMAH DAN PENJELASAN

A.     Definisi Metode Pembelajaran
Metodolgi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

B.  Metode ceramah dan penjelasan

1.    Metode Ceramah
Jenis metode ini memiliki cakupan yang luas untuk dapat di aplikasikan, baik dalam sekolah maupun dalam dunia perkuliahan.
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000).
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ceramah dapat di lakukan dengan memberikan ceramah atau pidato, dengan pemberian materi mengenai suatu subyek tertentu biasanya di lakukan di dalam kelas.

1)    Tokoh-tokoh pencetus konsep metode ceramah
Bligh,1972; McKeachie, 1994; McLeish, 1976; Verner & Dickinson,1967.
Mereka memiliki tinjauan mengenai metode ceramah, dengan beberapa pengecualian mereka menyimpulkan bahwa metode ceramah lebih pantas di lakuakan apabila:
Ø    Tujuan dasarnya adalah untuk menyebarkan informasi
Ø    Materi yang tidak tersedia di tempat lain, juga penyebaran, atau sebaliknya ketidaktersediaan dalam waktu yang tidak tepat khusunya untuk para murid.

Ø    Materi harus dapat menagtur dan mempresentasikan dalam sebuah keterangan-keterangan untuk sebuah kelompok yang spesifik
Ø    Perlunya keterangan untuk dapat membangun ketertarikan dalam diri subyek
Ø    Perlunya menyediakan sebuah pengenalan suatu cakupan atau penjelasan untuk mempelajari tugas agar dapat di siapkan beberapa metode pembelajaran. 

2)    Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e.  Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.

3)    Beberapa kelebihan metode ceramah adalah:
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan

4)    Langkah penting dalam menggunakan metode Ceramah di antaranya :
ü    mempersiapkan materi ceramah, untuk ceramah dalam waktu yang cukup lama, kita harus berpikir tentang empat faktor:
1)    Pengtahuan tentang materi ceramah
Menguasai materi ceramah, suatu materi harus memiliki kriteria yang baik, di antaranya, pengetahuan yang di dapat dari membaca buku texs mendahului satu tahap dari muridnya. Dalam hal ini guru harus dapat membatasi apa yang akan di jelaskan.
2)    Kenyamanan murid dan guru dalam menggunakan metode ceramah
Banyak orang merasa khawatir tentang segala hal yang di bicarakan di depan umum. Seperti berkurangnya kemampuan untuk dapat berkomunikasi (Allen & Bourhis. 1995) di antaranya sikap berdiam diri, malu, ketidakmauan berkomunikasi.
3)    memperhitungkan waktu yang di butuhkan
Mengatur jadwal ceramah yang baik, untuk mengumpulkan informasi, mengatur urutan ide, membuat contoh yang tajam dan terbaru.
4)    penggunaan media
Media yang di gunakan seperti dalam film, televisi, slide, atau tipe recorder disediakan untuk membantu mengajar. Banyak bantuan dalam pengajaran mulai bermunculan, dan itu biasanya sangat menghargai usaha pada saat ujian dan penggunaan film dan tipe akan menunjukkan apakan materi tersebut tepat.
ü    Proses Kognitif
Jumlah proses kognitif yang terjadi selama proses belajar mengajar dapat menambah dorongan untuk memperhatikan, mengingat, memahami, dan mengaplikasikan apa yang telah di pelajari. Penelitian pada proses kognitif mengidentifikasikan beberapa faktor di dalam proses belajar (non ceramah) yang tidak perlu ditambahkan dalam proses kognitif. Beberapa contoh yang di kemukakan Sweller di antaranya adalah:
Ø    Split-attention requirements in tasks, seperti memberikan perhatian terhadap kalimat apa yang di bicarakan di waktu yang bersamaan mencoba untuk mengerti apa yang akan di perlihatkan dalam diagram.
Ø    Interactive element in task, adalah konsep atau ide yang tidak dapat di mengerti di suatu waktu karena mungkin saja memiliki arti yang lainnya.
Ø    Conventional problem solving in math or science, pemecahan masalah membutuhkan adanya aspek dari masalah tersebtu yang tidak berkaitan dengan belajar secara objektif. (Sweller. 1994)

5)    Keterkaitan metode ceramah dengan proses belajar mengajar
Metode ceramah dapat memberikan guru dan murinya berbagai macam reward atau reinsforcement yang tidak tersedia dari prosedur pendidikan lainnya. Jadi, untuk memberikan reward pada murid dari hasil ceramah, guru di motovasi untuk bekerja sama sebaliknya mereka mennyebarkan ide dalam suatu topik.Selanjutnya mereka akan mendapatkan kesenangan lainnya selama metode ceramah.
Penghargaan yang di dapat seorang murid dari metode ceramah:
ü    Memperoleh pengetahuan dan pemahaman
ü    Mendapatkan ceramah yang logis dan beralasan
ü    Kehangatan dalam ceramah, keceriaan, drama, intensitas, antusiasme dan perhatian
ü    Rasa aman datang dari sesuatu yang di lakukan dengan baik, dilakuakn pada waktu yang tepat, memberikan perhatian, atau dapat juga membuat catatan dan ketertarikan untuk merespon.

6)    Fungsi penting dalam metode ceramah
a.    Dapat membuat murid tertarik
b.    Memotivasi murid
c.    Mampu meringkas konsep dasar
d.    Membantu murid untuk dapat membuat konsep melalui reveiw dan bertanya.

2.    Metode Penjelasan
Metode ini digunakan bersamaan dengan metode ceramah dan sekaligus untuk menjawab pertanyaan tentang, apa, siapa, kenapa, kapan, bagaimana, dan dimana. Lalu bagaimana suatu penjelasan itu dapat di katakan sebagai penjelasan yang baik, berikut beberapa poin pentingnya:
ü    Mengikuti batasan yang logis atau memiliki prinsip yang ilmiah
ü    Mahasiswa dapat memahami penjelasannya, jadi ketika seseorang menjelaskan sesuatu yang harus di pahami, mahasiswa mampu menguasainya.
ü     Mahasiswa dapat mengaplikasikan apa yang elah di jelaskan, di antaranya adalah dapat memahami definisnya, menggunakan konsep, mengikuti serangkaian petunjuk, mennyelesaikan masalah, dan dapat menggunakan alat-alatnya.


METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL
       
Dalam bab ini, kita akan menelusuri tentang pemikiran dasar dalam pengajaran grup kecil, yang terdiri dari dua sampai dengan dua puluh lebih grup. Tujuan objektivitas dari pengajaran melalui kelompok kecil diantaranya adalah berpikir kritis, kemampuan demokrasi dan kemampuan kognitif kompleks serta dalam situasi yang di kondisikan dengan cara yang baik untuk mencapai hasil yang memuaskan.

A.     Dasar pemikiran
Untuk mengembangkan suatu dasar pemikiran dalam pembentukan kelompok kecil dan untuk membantu pemahaman kita tentang diskusi kelompok kita mengacu pada teroti Bandura dan Vygotsky tentang belajar sosial dan pengembangan konsep-konsep baru tentang pengembangan kesadaran dan Distributed Cognition.

a.    Social Learning Theory
Bandura dan Vygotsky menekankan peran lingkungan sosial dan kultur mereka dalam belajar. Pada komteks sosial tersebut kita memperoleh konsep dan cara baru yang meliputi bagaimana cara kita berpikir, cara membedakan, dan memecahkan suatu masalah.
Mengajar melalui diskusi harus memperhatikan konteks sosialnya dimana pun seorang siswa belajar. Proses ini terbentuk melalui interaksi sosial, dimana siswa akan menyatakan sebuah pendapat kemudian di respon oleh temannya. Respon yang muncul dari siswa lainnya akan berbeda-beda, dalam hal ini secara tidak langsung semua orang akan ikut berpikir.
Diskusi pada umunya berlangsung antara pelajar yang mempunyai tingkat yang sama. Vygotsky menyebutnya zona dari pengembangan terdekat antara para siswa yang siap belajar sendirian tanpa bantuan dan mereka menjadi mampu untuk mengerti dari seorang pembimbing yang menguasai materi. Oleh sebab itu, diskusi merupakan pengalaman belajar teori.

b.    Distributed Cognition
Pandangan ini mengacu pada adanya pengtahuan, pemahaman, dan keterampilan, dari suatu kelompok (e.g, Resnick et al, 1993; Salomon, 1993).
Distributed Cognition merupakan suatu kelompok yang bekerja sama memecahkan dan menyelesaikan suatu masalah yang tidak dapat di selesaikan oleh perorangan. Dalam proses diskusi ini, gagasan setiap anggota dapat berkembang dan saling berinteraksi. Dalam proses diskusi, terjadi pembagian kerja dan pembagian gagasan. Dalam menyelesaikan masalah tersebut juga dapat di gunakan alat media seperti komputer, buku, dll. Karakteristik dari Distributed Cognition menyatakan bahwa apa yang dilakukan dalam diskusi harus realistis dan sesuai dengan tata cara yang telah di tentukan.

B.    Tujuan Objektifitas Pengajaran Diskusi Kelompokk Kecil
Salah satu keuntungan dari metode diskusi kelompok kecil adalah dapat membawa siswa untuk saling bertatap muka dengan siswa lain yang kemudian saling berdiskusi sedangkan siswa lainnya menanggapi. Sedangkan guru bertindak sebagai penengah. Tujuan objektifitas dari diskusi kelompok ini di antaranya adalah:
a.    kemampuan untuk berpikir kritis, siswa juga dapat melakukan tingkat pemikiran yang lebih tinggi, dan termotivasi untuk mengeluarkan pendapatnya. Diskusi tersebut membuat siswa lebih aktif , mendapatkan feedback, mendapatkan pemahaman tentang konsep-konsep dan pengembangan keterampilan dan problem solving.
b.    Kemampuan untuk berbicara dan memberikan pendapat yang di memiliki alasan dan berdasarkan fakta-fakta, memiliki definisi yang logis, dan memiliki konsep dan prinsip. Sebuah diskusi dapat memberikan tantangan untuk mengeluarkan ide dan pandangan dari tiap-tiap ide yang bernilai, serta problem solving.
c.    Kemampuan untuk berpartisipasi dalam diskusi yang demokratis. Dalam suatu pengaturan yang demokratis, baik itu suatu bangsa, sebuah komite, atau sebuah sekolah, kemampuan untuk berunding bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah serta keterampilan membuat suatu gagasan  merupakan hal yang sangat penting. Selain itu, kemampuan kita dalam menganalisa dan mengevaluasi pendapat yang di kemukakan orang lain juga sangat penting.
Mc Casin dan Good (1996) menyebutkan beberapa metode diskusi, di antaranya:
·    Membuat tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan melibatkan lebih dari satu orang.
·    Pengetahuan yang di peroleh di sebarkan dari peserta yang sedikit ke peserta yang lebih banyak.
·    Memberikan sikap positif dalam bekerja sama.
·    Para siswa di berikan kebebasan untuk menyediakan model bagi siswa lain.
·    Siswa mempraktekan hasil diskusi kelompok lain.
·    Membantu siswa untuk saling berinteraksi dan mencoba memahami dan mengevaluasi jawaban dari permasalahan yang di ungkapkan.
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi dilakukan dengan membuat kelompok kecil terlebih dahulu. Ketika anda menyusun murid dalam kelompok kerja (diskusi), anda (guru) harus membuat keputusan tentang bagaimana menyusun kelompok, membangun keterampilan kelompok, dan menstrukturisasikan interaksi kelompok (Webb & Palincsar, 1996).
Dalam penyusunan kelompok, guru sering kali bertanya tentang bagaimana mereka harus menempatkan murid-murid dalam kelompok-kelompok kecil di kelas. Salah satunya adalah pendekatan pembelajaran kooperatif, pada umumnya merekomendasikan kelompok yang heterogen dengan diversitas dalam kemampuan, latar belakang etnis, status sosioekonomi, dan gender.(Johnson & Johnson,2002)
Dalam pengaplikasian metode diskusi kelompok kecil ini, penyusunan kelompok di buat dengan kemampuan heterogen, salah satu alasan utama untuk menggunakan pengelompokan kemampuan heterogen adalah kelompok ini bisa membantu murid yang berkemampuan rendah, yang dapat belajar dari murid yang berkemampuan tinggi. Akan tetapi beberapa pengkritik mengatakan bahwa oengelompokan heterogen itu mengahmbat peningkatan kemampuan dari murid yang berkemampuan tinggi. Tetapi dalam kebanyakan studi murid berprestasi tingi mencapai nilai yang baik, entah itu dia kelompok heterogen ataupun homogen (Hooper, dkk, 1989).

a.    Menyusun Interaksi Kelompok selama Diskusi
Metode diskusi dalam kelompok kecil juga harus memperhatikan interaksinya, karena ini merupakan salah satu cara membantu murid bekerja dalam kelompok kecil agar dapat memberi peran yang berbeda pada setiap murid. Misalnya memperhatikan peran-peran yang bisa dilakukan murid dalam satu kelompok (Kagan, 1992).
1.    Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

C.  Pertimbangan dalam Metode Diskusi
1. Diskusi dalam kelas besar
Mengatur diskusi dalam kelas besar, untuk kemudian diskusi dengan kelompok-kelompok kecil dapat di lakuakn di dalam kelas. Dari 20 siswa sampai ratusan dengan membagi kelas dalam kelompok kecil berjumlah ±5 orang.
Hasil pembagian kelompok kecil itu disebut dengan Buzz Group, diskusi panel, simposium, tim debat, tim role play. Dengan kata lain, kelas besar tidak membutuhkan metode-metode pengejaran seperti di kelompok kecil. 
2.    High Consensus vs Low Consensus Field
Merupakan sasaran utama dalam penyampaian pengatahuan. Low Consensus Fields selain memerlukan pengetahuan juga memerlukan broad sense yang terjadi secara alami dan di perlukan keahlian dalam menyelesaikannya.
Dalam menyelesaikannya diperlukan pemahaman tentang kontroversi yang terjadi. High Consensus Fields memerlukan komunikasi yang searah dari buku dan perkuliahan. Dengan diskusi siswa dapat mempraktekkan dan merumuskan apa yang mejadi perdebatannya, selanjutnya siswa akan mengemukakan pandangannya serta mulai menyusun fakta-fakta dari hasil pengalaman mereka. Jadi dengan kata lain, High Consensus Fields tidak hanya digunakan dalam perkuliahan dan metode diskusi tidak hanya di gunakan di Low Consensus Fields.
3.    Controversiality dan Attitudes
Diskusi kelompok dikatakan lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah dalam mengubah sikap dan perilaku belajar siswa. Diskusi kelompok bersifat publik karena siswa membuat keputusan sesuai dengan hasil perundingannya.
4.    The Teacher Personality
Seperti halnya metode ceramah, metode diskusi juga tergantung dari kepribadian gurunya. Pertama, beberapa guru merasa lebih baik dan nyaman dibanding yang lain, setelah di adakan proses diskusi. Kedua, pengajaran diskusi kelompok membutuhkan “intellectual ability”. Guru harus menunjukkan bagaimana caranya menarik poin-poin yang muncul dari hasil diskusi secara bersama-sama. Ketiga, guru yang memimpin proses diskusi harus mengesampingkan otoritas saat berada di dalam kelas.
Selama perkuliahanm guru memiliki kendali sepenuhnya. Tetapi tetap saja, murid harus memiliki kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya di dalam kelas. Guru juga harus berbagi otoritas dalam memutuskan suatu keputusan yang relevan. Dengan kata lain, tidak semua guru merasa nyaman ketika mereka harus berbagi pendapat dengan muridnya.

1.    Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2.    Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

3.    Langkah – Langkah dalam Memulai suatu Diskusi
Sebelum memulai suatu diskusi, siswa harus merencanakan beberapa tahapan, di antaranya:
Ø    Memilih sebuah topik
Siswa dapat memilih topik yang umum, namun topik tersebut harus memiliki nilai dimensi yang berbeda-beda bagi setiap siswa. Siswa juga dapat menggunakan topik kontroversial dan topik non-kontroversial.
Dalam pembuatan topik non-kontroversial, fungsi guru adalah membantu siswa agar memiliki pemahaman yang sama dengan pemahaman atau pandangan umum. Sedangakan untuk topil kontroversial, motivasi dari proses diskusi dapat muncuk dari:
·    Motivasi, dengan adanya konflik yang di alami siswa tentang ide yang muncul, siswa termotivasi untuk mencari informasi baru sehingga dapat menyelesaian konflik
·    Kebutuhan untuk mempertahankan informasi yang di dapat dan mencoba memahami pandangan dari orang lain
·    Membuat pemahaman siswa kuat dan logis, dimana hal tersebut terjadi ketika mereka berinteraksi dengan orang lain.
Ø    Menentukan gagasan utama
Pentingnya menentukan gagasan utama ialah agar siswa dapat fokus terhadap topik yang didiskusikan. Pendekatan lain untuk menentukan gagasan utama adalah dengan menggunakan deskripsi Wilson, jadi di akhir seminar ia meminta kepada para siswa untuk memilih topik mana yang akan di bahas selanjutnya. Kemudian di diskusi selanjutnya, semua siswa diminta untuk mendeskripsikan satu persatu dari apa yang telah mereka baca.

4.     Setelah Pertemuan
    Aktifitas guru setelah diskusi , membuat catatan-catatan, menyimpan catatan, dan mengevaluasi diskusi.
Notes and record (catatan-catatan dan merekam). Setelah pertemuan, guru atau siswa harus membuat catatan-catatan tentang apa saja yang tidak muncul tetang diskusi tersebut. Oleh karena itu siswa lain boleh menggunakan bagian topic dari diskusi. Sebagai contoh , guru menawarkan dengan benar rencana apa yang akan dikerjakan. Guru harus ikut masuk dan mencatat materi dari pertemuan yang lalu.
    Guru juga harus mencatat poin-poin., definisi, atau secara logika meluruskan pikiran keliru menjadi panghambat dalam diskusi. Evaluation adalah prosedur post meeting.
1)    Intellectual pitfalls
Secara umum bisa dikatakan lubang perangkap dalam mengajar dengan dua macam metode diskusi: yag berkenaan denga aka budi dan sosioemotional. lubang perangkap termasuk prasangka diskusi, yang mudah menghasilkan gangguan. misanya terhambatnya informasi yang penting.
Biasing the discussion ( diskusi prasangka) diskusi prasangka berarti memberika kata kunci pada pelajar yang merawat atau menghilangkan objektifitas mereka. prasangka terakhir sering dihasilkan oleh guru yaitu menyatakan pendapat denga cara menutup diskusi.
Encouraging yielding (yang menghasilkan gangguan). jika kelompok orang bersepakat memberitakan, kenyataan, atau pendapat dan mereka berfikir bahwa merekalah yang salah, ini di sebut yielding (gangguan)
Withholding cricial information ( informasi penting tertahan) kadang-kadang guru meyembunyikan informasi yang sangat penting untuk memaksimalkan jumlah partisipasi dengan pelajar.
Sticking to a dead topic (batang topik mati) social emotional pitfalls (kesukaran dala emosional) sulitnya mengeluarkan sosio-emosional yang timbul pada saat belajar dalam metoda diskusi, sikap para murid terhadap diri mereka masing-masing, murid lain dan guru mereka.kesukaran ini sangat dapat mengurangi nilai atau diminimalisir lewat metoda diskusi. Tidak adanya partisipasi, terkadang tidak adanya partisipasi adalah suatu masalah. yang harus dilakukan oleh gur untuk megatasi hal tersebut:
a.    menunggu para siswa untuk diam atau tenang, memberi jeda 30 detik atau lebih lama sehingga para murid memiliki waktu untuk berpikir tentang apa yang mereka inginkan dapat diterima.
b.    memberikan kesempatan pada murid yang belum mengeri atau merasa bingung untuk bertanya.
c.    berkata apapun misalnya " kalian akan rugi jika tidak akan bertanya sekarang"
d.    membagi kelompok besar menjadi kelompok kecil dianggap meungkinkan dapat menambah partisipasi atau keikutsertaan para murid dan mengurangi rasa keraguan dalam megeluarkan apa yang dipikirkan
e.    melihat atau megelilingi satu persatu meja para murid bahwa setiap siswa harus bicara (megeluarkan pendapat) tanpa guru itu ikut campur di dalamnya.
2). Partisipasi yang tidak menyeluruh
Pembagian tugas serta keikutsertaan atau partisipasi yang tidak merata hampir terjadi dalam setiap kelompok diskusi. beerapa murid banyak mengeluarkan pendapat dan ada juga yang tidak melakukan apapun. partisipasi yang tidak merata ini merupakan hal buruk. perbedaan ras dan jeis kelamin sangat terlihat jelas ketika para partisipan (murid) menyesuaikan hubungan-hubungan antara tugas-tugas yang diberikan. hal ini sangat berpengaruh karena status yang dmiliki anggota kelompok tidak tergantung pada kemampuan sesungguhnya namun lebih pada pandangan anggota-anggota lain terhadap kemampuan diri mereka.
Cohen dan Loten (1995) menguji budaya penduduk afrika dan amerika serta interaksi kelompok siswa minoritas lainnya yang dipengaruhi oleh proses diskus yang mereka ikuti hanya dala ruang kelas(karena dahulu amerika menganut paham rasial dan membedakan antara kulit putih dan kulit hitam). mereka bekerja dan berpikir bahwa guru mereka dapat menambahkan keikutsertaan mereka dalam setiap kelompok dan mepengaruhi status mereka yang rendah dimata guru serta dimata siswa lainnya dengan cara guru tersebut meninggikan status mereka. guru dapat melakukan hal tersebut dengan cara:
a.    memverikan peraturan untuk berpikir lebih positif tentang derajat status murid yang rendah
b.    2.memperkenalkan lewat aktor yang memiliki persamaan latar belakang
a.    berikan pujian terhadap kemampuan, prestasi, atau hasil dan kontribusi dari kelompok murid minoritas.
c.    4.membuat aharapan yang sama dalam status kelompok, harapan itu menyebutkan untuk meyamakan partisipasi semua anggota.
d.    5.membuat tugas yang membutuhkan kemampuan atau bakat yang multiple, memberikan kompetensi pada tugas ini kepada murid dengan derajat status rendah untuk membagun tugas yang membutuhkan kemampuan yang multiple.

    Guru selalu menandakan bahwa tidak ada satu murid pun yang memiliki seluruh kemampuan tersebut, namun sebagian murid memiliki salah satunya.” Secara teoritis campur tangan ini menghasilkan macam-macam kumpulan yang sama dalam berkompetensi untuk beberapa murid daripada menilai keseluruhan dan tinggi rendahnya derajat “ (p, 102).
    Untuk menghasilkan kompetensi pada status murid yang rendah, peneliti menjadi guru dan melihat semua dan secara langsung mengevaluasi hal-hal positif di depan umum dari prestasi yang baik yang dilakukan oleh murid yang memiliki status derajat rendah dalam menarik persamaan untuk mencapai keberhasilan tugas kelompok dalam kemampuan yang multiple (beraneka ragam).
    Guru harus sering memberikan tugas-tugas yang akan membangun kemampuan multiple dan memberikan kompetensi pada murid yang memiliki status rendah untuk menambah tingkat partisipasinya tanpa merasa rendah terhadap status murid yang tinggi. Guru juga harus menggunakan treatment cenderung lebih sering untuk merendahkan derajat dimana tingkat partisipasi murid berhubungan dengan nilai sebelum test yang mereka baca.
    Lima pendekatan diatas menjanjikan untuk sama-sama member kesempatan disekolah. Namun, pendekatan ini juga dapat mencapai kesuksesan dalam mengurangi perbedaan jenis kelamin dan perbedaan umur dalam tingkat partisipasi.
    Kelompok dengan 5 murid member kesempatan kepada semuanya untuk berpartisipasi dengan partisipan yang beraneka ragam, serat siswa-siswa yang merasa dapat ikut serta dalam kelompok yang terdiri dari 15 orang atau kurang dari itu.
    Ada 3 hal yang dapat dilakukan ketika siswa tidak mau ikut serta dan tidak peduli terhadap kelompoknya ;
1.    Membentuk kelompok diskusi menjadi lebih kecil.
2.    Membantu siswa dengan hati-hati dan rendah diri, sehingga mereka dapat mengungkapkan maksud mereka.
3.    Menumbuhkan rasa saling percaya, sehingga tidak ada hukuman ketika ada yang berbuat salah.
    Belajar untuk menerima kritik atau penilaian adalah tujuan utama dari metode diskusi. Murid harus mengetahui bahwa perhatian utama mereka dalam diskusi adalah mencarai solusi atau pemecahan masalah atau tugas, bukan perlindungan atas penghargaan diri mereka (status).

5.     Coorperative Learning
    Mengajar dengan coorperative learning lebih menguntungkan disbanding pengajaran kelas utuh yang tradisional, karena dengan metoda coorperative learning dapat ;
·    Mengurangi prasangka dan permusuhan antara individu dan kelompok-kelompok, termasuk kelompok etnik.
·    Meningkatkan keikutsertaan siswa yang pasif di dalam interaksi social, sehingga mereka dapat mengambil suatu peran yang sama di dalam tugas kelompok.
·    Memperbaiki kemampuan berbicara siswa.
·    Memperbaiki prestasi siswa dari sasaran hasil teori dengan test-test.
    Untuk menyusun coorperative learning, seorang guru harus membuat sebuah kelompok yang terdiri dari empat sampai enam siswa yang di dalamnya diberikan suatu tugas.

6.    Rencana- rencana coorperative learning
1)    Student Teams and Achievement Division (STAD) adalah metoda pertama yang melibatkan individu untuk belajar bersama-sama dan suatu twist untuk membuatnya makin termotivasi (Slavin, 1983). Mereka diajarkan untuk dapat menyerap konsep dengan memberikan akses jawaban atas permasalahan tersebut. Setelah mereka memahami, para siswa kemudian di uji di laboratorium. Disini mereka bekerja sendirian dengan bebas dan akan dicatat dalam laporan terbuka.
2)    Teams Games Tournament (TGT) (Slavin, 1983) adalah suatu permainan yang menuntut kerja sama team. Setiap team terdiri dari 3 orang siswa yang memiliki tingkatan sekolah yang sama.
3)    Individualisasi Team Assisted (TAI) (Slavin, 1983) digunakan untuk mengajar matematika. Dalam hal ini tidak ada persaingan antar kelompok untuk menuju kea rah perubahan, namun siswa dituntut untuk mengembangkan potensi mereka dan bersaing dengan individu lain yang berada dalam satu kelompok.
4)    Instruksi kompleks adalah suatu rencana coorperative learning yang digunakan oleh Cohen dan Lotan (1995) untuk menghasilkan interaksi status yang sama di dalam kelas yang heterogen. Para guru membentuk kelompok yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan tingkatan prestasi yang berbeda.
5)    Penyidikan kelompok adalah prosedur spesifik untuk membuka peluang para siswa untuk menghasilkan suatu laporan ringkasan dan presentasi dari kelas yang tuh dan bisa digunakan dalam belajar.

7.    Keefektifan belajar dari belajar kooperatif
    Keefektifan dari setiap metode tentu saja tergantung dari seberapa baikkah guru mengimplementasikannya. 6 hasil dari instruksi yang telah dipelajari ;
1.    Prestasi lebih tinggi dari perbandingan lainnya.
2.    Penghargaan diri untuk berkembang.
3.    Hubungan antar etnik menunjukkan efek yang diinginkan.
4.    Berhubungan dengan “mainstreamed students” telah ditemukan menjadi lebih posotof dalam belajar koperatif.
5.    Waktu untuk tugas menjadi lebih tinggi dan standar akademik lebih sering tercapai.
6.    Koperatif, altruism dan kecerdasan untuk mengajak perspektif lain untuk mengikuti.

KESIMPULAN

    Dasar pemikiran pengajaran kelompok kecil ini mengacu pada teori Bandura dan Vygotsky tentang belajar sosial dan pengembangan konsep-konsep baru tentang pengembangan Distributed Cognition.
    Metode yang paling efektif digunakan dalam kelompok kecil, yaitu diskusi. Sasaran utamanya, yaitu memperkembangkan kemampuan kritis dan keterampilan, itu adalah keefektifan yang khas untuk keterampilan peengajaran problem solving dan kemampuan pengembangan berbicara, di dalam Low-Concensus Fields dan untuk para pengajarnya pun dapat mengerti struktur kemampuan berbicara dan problem solving yang rendah.
    Pengajaran diskusi kelompok juga terdapat kesulitan. Untuk menghindari kesulitan intelektual dan mencoba untuk tidak salah prasangka dalam diskusi dari rendahnya nilai pendidikan. Kesukaran sosial-emosional dalam kelas besar, yaitu murid sulit untuk mengungkapkan pendapatnya yang dapat menghambat system pembelajaran.
    Metode coorperative learning dalam pengajaran kelompok kecil dapat ;
·    Mengurangi prasangka dan permusuhan antara individu dan kelompok-kelompok, termasuk kelompok etnik.
·    Meningkatkan keikutsertaan siswa yang pasif di dalam interaksi sosial, sehingga mereka dapat mengambil suatu peran yang sama di dalam tugas kelompok.
·    Meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
·    Memperbaiki prestasi siswa dari sasaran hasil teori dengan test-test.
Beberapa rencana coorperative learning
·    Students Teams and Achievement Division (STAD)
·    Individualisasi Team Assisted (TGT)
·    Instruksi kompleks
·    Penyelidikan kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Berliner, David C. 1998. Educational Psychology: Houghton Mifflin Company. Boston New York, Part 4 , chapter 9 dan 10 : 353- 426

DAFTAR RUJUKAN WEBSITE

http://yastaki56.spaces.live.com


disusun oleh :
Irma Zul Astri       
Nova Talitha       
Asri nendah       

No comments:

Post a Comment

Silahkan